MENYUSUL gelombang demonstrasi menuntut hak pekerja migran untuk ganti majikan, Control Yuan (Dewan Pengawas) Taiwan melakukan jajak pendapat online untuk lebih memahami masalah yang dihadapi migran perawat rumah tangga.
Survei itu bertujuan untuk mencari informasi tentang kondisi kerja para migran yang tinggal bersama majikan dan alasan mengapa mereka mengajukan permohonan ganti majikan. “Data pribadi responden, dalam hal ini migran perawat rumah tangga, dijamin dan dilindungi, dan informasi yang dikumpulkan tidak akan dibagikan ke lembaga pemerintah lainnya,” demikian pernyataan Control Yuan, dikutip dari Taiwannews, Kamis (10/3/2022).
Target respondennya adalah migran perawat rumah tangga yang masih terikat kontrak kerja maupun mantan migran. Mereka diminta mengisi kuesioner yang tersedia dalam bahasa Indonesia, Tagalog, Thailand, dan Vietnam. Jajak pendapat tersebut berlangsung hingga 31 Mei 2022.
“Ini adalah survei penelitian terhadap perawat rumah tangga yang dilakukan oleh Control Yuan (Dewan Pengawas), dengan harapan, melalui pengisian kuesioner ini, kami dapat memahami kesulitan dan kendala yang dihadapi oleh perawat rumah tangga ketika bekerja dan tinggal di Taiwan. Jawaban Anda akan sangat membantu dalam menemukan permasalahan, dan akan sangat membantu rekan-rekan pekerja migran, baik saat ini maupun di masa depan. Kami memohon Anda dapat memberikan saran-saran yang sangat berharga. Terima kasih,” demikian brosur digital survei tersebut yang dilengkapi dengan barcode bagi responden untuk mengaksesnya.
Menurut data Kementerian Tenaga Kerja, hingga Januari 2022 ada total 208.513 migran perawat rumah tangga di Taiwan, yang berasal dari berbagai negara.
Undang-undang Jasa Ketenagakerjaan menetapkan bahwa pekerja tidak dapat mencari majikan baru atau beralih ke industri lain. Ketentuan ini menimbulkan protes di kalangan pekerja yang tidak puas atas jenis pekerjaan mereka atau merasa diperlakukan buruk oleh majikan.
Januari lalu, banyak buruh berunjuk rasa menuntut masalah ini diselesaikan, di tengah meningkatnya keprihatinan pelanggaran hak-hak pekerja migran.
Kelompok-kelompok pekerja menuntut kondisi kerja yang lebih baik dan hak untuk berganti majikan bagi pekerja rumah tangga. Sebab, saat ini pekerja rumah tangga tidak termasuk dalam perlindungan Undang-Undang Standar Ketenagakerjaan, sehingga upah kerja mereka tidak mengalami kenaikan.
Sementara itu, kelompok majikan berpendapat bahwa pekerja rumah tangga telah diberi pilihan sebelum mereka menandatangani kontrak kerja di Taiwan. Kelompok majikan juga berdalih, tindakan membolehkan pekerja rumah tangga untuk pindah kerja, misalnya ke pabrik, akan merusak sistem ketenagakerjaan dalam jangka panjang.(*)