Indonesia waspada hepatitis akut pada anak

0
757
Anak-anak Indonesia bermain di halaman rumah.(Foto: istimewa)
Contact US +852859865
Contact US +852859865

KEMENTERIAN Kesehatan Indonesia melaporkan beberapa kasus dugaan hepatitis akut telah dialami pada anak-anak menyusul kematian tiga pasien yang diduga disebabkan oleh penyakit hati yang belum teridentifikasi penyebabnya. Hal ini diungkapkan oleh juru bicara kementerian kesehatan Dr Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/5/2022).

Kasus-kasus baru ditemukan setelah lembaga kesehatan di seluruh Tanah Air diberitahu tentang kasus yang dilaporkan terkait dengan penyakit kuning ini. Melalui serangkaian tes, Kementerian masih memverifikasi penyebab infeksi terbaru di antara anak-anak di bawah 16 tahun.

“Ada penambahan kasus, tapi belum dipastikan karena ada pemeriksaan yang harus dilakukan melalui genome sequencing untuk memastikan bahwa mereka bukan hepatitis A sampai E,” kata Siti. Ia menambahkan, Rumah Sakit Penyakit Menular Sulianti Saroso Jakarta telah ditunjuk sebagai rumah sakit utama untuk menangani kasus penyakit yang parah.

Sepanjang bulan April, tiga anak (berusia 2, 8 dan 11 tahun) meninggal di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo Jakarta setelah menunjukkan gejala-gejala menderita penyakit kuning yang didahului oleh masalah pencernaan seperti mual, muntah dan diare parah.

Berdasarkan penyelidikan sejauh ini, tidak ada anggota keluarga ketiga anak-anak tersebut yang memiliki riwayat hepatitis atau penyakit kuning, atau menunjukkan gejala hepatitis serupa setelah anak-anak terinfeksi. Ketiganya juga dinyatakan negatif Covid-19, dan sudah menerima vaksin hepatitis kecuali anak yang berusia 2 tahun.

Kementerian Kesehatan masih menguji virus, termasuk adenovirus dan virus hepatitis E. Diperlukan waktu 10 hingga 14 hari untuk menyelesaikan tes dan penyebab infeksi dan kematian dapat ditentukan.

Secara global, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setidaknya satu anak lainnya telah meninggal karena hepatitis akut menyusul peningkatan penderita hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya pada anak-anak. Sementara lebih dari selusin lainnya telah menjalani transplantasi hati setelah tertular penyakit tersebut.

Singapura mengkonfirmasi kasus hepatitis akut pada bayi berusia 10 bulan dan sedang menyelidiki apakah kasus tersebut memiliki kesamaan dengan yang dilaporkan di tempat lain. Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan bayi itu terinfeksi Covid-19 Desember lalu, tetapi masih belum ada bukti bahwa hepatitis akut terkait dengan virus corona.

Dalam konferensi pers, dokter
anak Indonesia Hanifah Oswari menolak spekulasi yang berkembang bahwa hepatitis akut dipicu oleh vaksin Covid-19 yang dilakukan pada anak-anak.

“Itu tidak benar. Tidak ada bukti bahwa kejadian hepatitis akut disebabkan oleh vaksin Covid-19,” katanya. (st/e)

Facebook Comments