
PARA perokok di Hong Kong, Selasa (26/4/2022), memborong dan menimbun stok rokok elektronik, menjelang pemerintah memberlakukan larangan terhadap seluruh produk rokok alternatif pada Sabtu 30 April.
Mulai 30 April, orang dilarang mengimpor, mempromosikan, membuat, menjual, atau memiliki untuk keperluan komersial segala bentuk produk rokok alternatif. Produk-produk yang dilarang itu meliputi cerutu elektronik (e-cigar), produk tembakau yang dipanaskan, dan rokok herbal.
Seorang pembeli tampak memborong 15 paket rokok elektronik, sebagai persiapan menjelang larangan itu. Beberapa pedagang mengaku penjualan produk itu menlonjak tiga kali lipat dalam beberapa hari terakhir.
Sejumlah toko khusus rokok elektronik menyatakan bisnis itu akan berakhir. Karena itu, mereka melakukan promosi “beli-satu-dapat-gratis-satu” atau menawarkan diskon 30 persen untuk setiap pembelian rokok elektronik.
Survei yang dilakukan Hong Kong Newspaper Hawker Association mengungkap, sepertiga perokok di Hong Kong mengonsumsi produk rokok alternatif. Jumlah pemakai rokok alternatif ini mencapai sekitar 200.000 orang.
Dalam survei itu, sekitar 700 responden menyatakan mereka tidak akan berhenti merokok walau pemerintah memberlakukan larangan itu. Sekitar 90 persen dari mereka mengatakan akan beralih ke rokok tradisional, sedangkan yang lainnya mengatakan akan mencari “cara lain” untuk tetap membeli produk-produk rokok alternatif.
Hong Kong Council on Smoking and Health menyatakan, sebagian besar warga salah kaprah menganggap produk tembakau yang dipanaskan mengandung asap lebih sedikit dan risiko kesehatan lebih rendah, karena termakan propaganda menyesatkan dari perusahaan-perusahaan rokok.
Lembaga itu berharap, pemerintah dapat semakin memperketat pengendalian tembakau demi kesehatan masyarakat Hong Kong.(sta/b)