DEPARTEMEN Labour Hong Kong pada awal Maret 2019 mengirimkan surat himbauan kepada seluruh agen tenaga kerja di kota ini agar para pekerja migran terutama yang berasal dari Asia Tenggara termasuk PMI, divaksin campak, rubella dan gondok. Himbauan dari Departemen Labour Hong Kong ini akhirnya membuat agen-agen kebingungan karena merasa ‘terjepit’ di tengah-tengah.
“Kita (agen) ini seperti kejepit di tengah-tengah, karena PT di Indonesia tidak mau suntik vaksin untuk PMI-PMI yang akan datang ke Hong Kong, karena memang belum benar-benar diwajibkan, seperti (Pemerintah) Taiwan. Tapi sudah mulai banyak majikan-majikan di Hong Kong yang minta supaya PMI-nya disuntik vaksin, tapi tidak mau tanggung biayanya. Jadi kami (agen) ini, seperti terjepit di tengah-tengah dan seringnya terpaksa mengalah, padahal biaya vaksinnya juga tidak murah,” kata Ringo Wong, Chairman dari asosiasi agen-agen Hong Kong dan Macau, APPTKTKI.
Di Hong Kong sendiri, vaksin campak, rubella dan gondok harganya melonjak antara HK$ 1500-2000, karena stok yang sedikit. Stok vaksin yang langka ini sudah ramai dibahas di berbagai media HK dan menjadi topik hangat di Legco alias DPR-nya Hong Kong. Salah seorang anggota Legco bahkan menuduh mulai banyak anak-anak Hong Kong terserang campak karena tertular pekerja migran yang berasal dari Asia Tenggara.
Mewabahnya penyakit campak, rubella dan gondok di negara-negara Asia Tenggara terutama Filipina saat ini mulai membuat banyak majikan Hong Kong khawatir. Pada awal Maret 2019, Departemen Labour Hong Kong telah mengeluarkan surat untuk para agen agar memberikan vaksin campak, rubella dan gondok kepada para PMI yang akan berkerja di kota ini. Namun surat tersebut hanya bersifat himbauan dan belum mewajibkan.
Menurut Ringo Wong dari APPTKTKI, PT di Indonesia masih menolak mengeluaran biaya tambahan untuk memberikan vaksin kepada para PMI yang akan bekerja ke Hong Kong. Alasannya, suntik vaksin itu belum diwajibkan oleh Pemerintah Hong Kong.
“Tapi PT mau menyuntik vaksin untuk PMI yang akan berangkat ke Taiwan karena memang sudah diwajibkan sama Pemerintah Taiwan. Kami berharap agar KJRI mau membantu push (mendorong) PT agar teman-teman yang mau berangkat kerja ke Hong Kong juga disuntik vaksin, karena bagaimanapun ini kan untuk kebaikan teman-teman PMI juga,” kata Wong.*
Berita dimuat di SUARA April Main 2019, terbit 4 April 2019