PENGURUS Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama (NU) Hong Kong menyatakan tidak menerbitkan brosur atau pemberitahuan sholat Idul Fitri berjamaah, yang beredar di media sosial facebook di kalangan buruh migran Hong Kong, Senin (25/4/2022).
Ketika dimintai konfirmasi, Ketua Lembaga Dakwah (LD) PCI NU, Icha, menyatakan brosur itu hoax. “Brosur dan berita tersebut hoax,” kata Icha, saat dihubungi SUARA.
Baca juga: Beredar selebaran sholat Ied, PMI HK bingung.
Dihubungi secara terpisah, ustadz Kistiawanto menyatakan bahwa PCI NU belum secara resmi mengumumkan tentang Idul Fitri. Dia menegaskan, itu bukanlah brosur resmi dari PCI NU Hong Kong.
“Itu (brosur) tidak resmi, bukan dari PCI NU. Karena NU sendiri belum mengumumkan kapan Idul Fitri. Selain itu, apalagi mengingat kondisi saat ini, Pemerintah Hong Kong juga belum mengizinkan kegiatan yang mengundang khalayak ramai. Kami sebagai NU di sini juga mematuhi imbauan dari KJRI dan Pemerintah Hong Kong,” kata dia.
Saat dihubungi melalui video call, Ustadz Anton Wibowo juga menegaskan bahwa dia kaget ketika mengetahui brosur itu beredar di media sosia. “Saya secara pribadi belum mengiyakan untuk menjadi imam (sholat Idul Fitri),” kata dia.
Dia menjelaskan, PCI NU belum menentukan 1 Syawal apakah jatuh tanggal 2 atau 3 Mei. “Kalau di sini, PCI NU Hong Kong mengikuti hasil keputusan Islamic Union nantinya. Jadi, brosur itu tidak benar. Saya justru kaget,” kata dia.
Dalam pernyataan resminya, PCI NU menegaskan tidak atau belum menerbitkan poster atau pemberitahuan tentang sholat Idul Fitri berjamaah.
“PCI NU tidak/belum menerbitkan poster atau pemberitahuan sholat Idul Fitri berjamaah. Jadi poster-poster pelaksanaan sholat Idul Fitri tersebut bukan PCI NU Hong Kong yang mengeluarkan,” demikian pernyataan di akun resmi LD PCI NU Hong Kong.
PCI NU menjelaskan beberapa hal dalam klarifikasi tersebut. “Pertama, kami sudah bertanya langsung kepada Abah KH. Muhaimin, bahwa 1 Syawal di HK masih menunggu pengumuman jadi belum ada kepastian tanggalnya berapa,” demikian PCI NU.
“Kedua, PCI NU karena tidak ada lembaga/lajnah falakiyah, sehingga penentuan 1 Syawal mengikuti ketentuan lembaga Islam resmi di HK,” demikian PCI NU.
Ketiga, PCINU tidak/belum menerbitkan poster atau pemberitahuan sholat Idul Fitri berjamaah. Jadi poster-poster pelaksanaan sholat Idul Fitri tersebut, bukan PCI NU yang mengeluarkan.
“Keempat, Ustadz Anton Sebagai Dewan Asatidz Lembaga Dakwah PCINU Hong Kong tidak memberikan izin foto beliau dipasang dan tidak mengiyakan untuk menjadi imam sholat Idul Fitri seperti yang tertera pada brosur,” imbuh PCI NU.
Pengurus NU Hong Kong itu mengimbau pekerja migran Indonesia untuk menunggu informasi dari pihak-pihak yang resmi dan sumbernya bisa dipertanggung-jawabkan.
Pernyataan klarifikasi itu dibuat beberapa saat setelah beredar dua poster atau brosur di media sosial tentang rencana pelaksanaan sholat Idul Fitri berjamaah di Mei Foo dan Sha Tin.(b)