Allah berfirman:” Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu memaklumkan bahwa sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambahkan ni’mat kepadamu, dan jika kamu mengingkari ni’mat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7).
Ayat di atas merupakan garansi Allah yang akan diberikan kepada orang-orang yang senantiasa bersyukur kepada-Nya atas karunia apapun bentuknya dan sekecil apapun ukurannya. Tentu kita semua ingin agar ni’mat dan rahmat Allah senantiasa bertambah dan bertambah.
Para ulama mendefinisikan syukur sebagai ungkapan aplikatif dengan menggunakan segala apa yang dianugerahkan Allah (swt) sesuai dengan tujuan penciptaan anugerah itu. Oleh karena itu, seorang hamba belum bisa dikatakan bersyukur kecuali setelah melakukan tiga hal: Pertama, mengakui ni’mat-ni’mat Allah, dan ini wilayah hati. Kedua, mengungkapkan ni’mat dengan ucapan lisan. Ketiga, menggunakan ni’mat itu untuk beribadah, dan ini dengan seluruh jiwa dan raga.
Sebenarnya, mensyukuri ni’mat itu bukan saja tertuju pada anugerah berbentuk materi seperti dolar dan bentuk badan yang sehat, akan tetapi ada banyak keni’matan yang lebih berharga dari keni’matan materi, yakni ni’mat Iman dan Islam. Karena kalau hanya mensyukuri ni’mat materi, Allah juga memberikan ni’mat yang sama kepada makhluk lain seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. Sedang keni’matan Iman dan Islam hanya diberikan kepada orang-orang tertentu saja.
Dengan memiliki Iman dan Islam, seberat apa pun kehidupan di dunia, tidak sebanding dengan kesusahan kelak di akhirat. Begitu pula keni’matan hidup apa pun di dunia ini, tentu tidak akan sebanding dengan keni’matan di surga nanti. Dengan keyakinan ini, orang yang ahli bersyukur akan senantiasa hidup semangat dan dapat menatap hari esok dengan penuh semangat dan sepenuh arti.
Minimal ada tiga manfaat besar dari bersyukur. Ketiga manfaat ini akan mengubah hidup kita jika kita mendapatkannya.
Pertama, mendapatkan pahala dan ridha dari Allah (swt). Karena selain merupakan perintah, syukur juga suatu bentuk peribadahan kepada Allah (swt). Tentu saja dengan syarat jika dilakukan dengan ikhlas dan sepenuh hati.
Kedua, syukur akan menciptakan perasaan positif. Artinya hidup akan lebih bahagia, tenang dan fikiran akan lebih jernih. Karena ia akan lebih fokus kepada berbagai kenikmatan yang ada. Dengan banyak bersyukur, semakin banyak pula perasaan positif pada diri kita. Semakin banyak perasaan positif pada diri kita, akan semakin banyak pula muncul ide-ide kreatif. Dengan ide-ide kreatif, kita semakin berkesempatan untuk menjadi orang yang sukses. Bisa saja dengan cara demikian Allah menambahkan berbagai keni’matan bagi orang yang bersyukur.
Ketiga, dengan bersyukur, berbagai musibah dan malapetaka akan dihindarkan oleh Allah dari hamba-Nya. Allah berfirman:” Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (An-Nisa: 147). Maka dari itu, kita harus lebih peka terhadap berbagai ni’mat yang diberikan Allah kepada kita. Kurangnya kepekaan terhadap ni’mat Allah akan mengurangi rasa syukur kita kepada Allah, sebab kita merasa tidak ada yang perlu disyukuri lagi. Dengan bersyukur, pastilah berbagai keni’makatan akan bertambah.
Artikel dimuat di SUARA edisi September Mid 2019, terbit 20 September 2019