Tayangan sinetron TVB dikecam karena dinilai rasis

0
1041
Aktris Franchesca Wong yang memerankan seorang pekerja migran Filipina di "Barrack O'Karma 2" dengan tampilan warna kulit yang terlihat lebih gelap. (Foto: thestandard)
Contact US +852859865
Contact US +852859865

MASYARAKAT Filipina dan Indonesia di Hong Kong mengecam tayangan sinetron TVB yang menggambarkan seorang pekerja migran Filipina sebagai orang dengan kulit yang gelap dengan cara membubuhkan make up untuk mencapai tujuan itu.

Sinetron yang mengundang kontroversi itu berjudul “Barrack O’Karma 2” dan dimainkan oleh aktris keturunan Filipina-Kanada, Franchesca Wong yang dalam perannya digambarkan berkulit gelap. Sinetron itu perdana tayang Senin, (4/4/2022).

Kontroversi bertambah panas ketika beredar potongan video yang diunggah rekan Francesca Wong yang menampilkan dirinya sedang menggelapkan kulit kakinya dengan perona warna coklat. “Saya berubah menjadi orang lain,” kata Wong dalam video tersebut, dengan aksen Filipina. “Saya berjemur (di bawah sinar matahari) sekarang,” tambahnya.

Review bagus mengenai tayangan TVB itu lebih banyak membahas tentang sinetron itu sendiri dan melewati diskusi mengenai ras. Tetapi kritik pedas yang muncul dari warga Filipina di HK lebih menyoroti pemilihan casting pemeran dan upaya untuk menampilkan warna kulit menjadi lebih gelap.

Jianne Soriano, seorang penulis Filipina kelahiran Hong Kong, menilai ada banyak aktris Filipina di HK yang bisa memainkan peran tersebut. “Bagaimana orang bisa mengatakan oke untuk wajah cokelat dan berpikir bahwa orang non-Filipina yang memerankan pekerja rumah tangga tidak apa-apa?” tulisnya di Twitter. “Kami sangat bisa menceritakan kisah kami dengan wajah kami sendiri.” ujarnya.

Eni Lestari, seorang pekerja rumah tangga dan ketua Aliansi Migran Internasional (IMA), menggambarkan pilihan acara TVB itu sebagai “penghinaan” bagi pekerja rumah tangga yang sudah sering menghadapi diskriminasi di HK.

“Kebudayaan merupakan ekspresi ketidaksetaraan dalam kehidupan ekonomi dan politik suatu komunitas,” tambahnya.

Sementara itu, Sabrina Man, mantan aktris China-Filipina yang bekerja di Hong Kong sebagai model mengatakan, “Saya pikir tidak pantas dia harus menggelapkan kulitnya untuk peran itu,” katanya.

“Pekerja rumah tangga telah melakukan begitu banyak untuk HK, dan saya pikir itu tidak sopan kepada mereka dan orang Filipina pada umumnya untuk melakukan ini, tidak akan sulit untuk mencari seseorang dengan warisan Filipina untuk memainkan peran itu,” katanya.

“Brownface” atau “blackface” adalah istilah yang mengacu pada praktik penggelapan kulit aktor untuk menggambarkan seseorang dari ras yang berbeda.

Praktik ini telah dianggap tabu di Amerika Utara dan sebagian besar Eropa di mana ada dorongan bersama untuk casting dan representasi yang lebih beragam dalam industri hiburan dan tidak didominasi oleh salah satu warna kulit saja. Namun kontroversi wajah coklat terus muncul di Asia, termasuk di acara televisi dan iklan.

Tahun lalu seorang bintang pop Malaysia meminta maaf karena menggunakan wanita berkulit gelap dalam video musik yang mempromosikan produk pemutih kulit.

Lembaga penyiaran milik negara Singapura meminta maaf pada tahun 2019 atas iklan yang menampilkan aktor asal Tiongkok dengan kulit yang digelapkan.(AFP/e)

Facebook Comments